Tampilan:135008 Penulis:Bioteke Perusahaan Publikasikan Waktu: 2024-11-14 Asal:Bioteke
Helicobacter pylori (H. pylori) adalah bakteri mikroaerofilik Gram-negatif, berbentuk spiral, yang terutama menginfeksi mukosa lambung manusia dan merupakan salah satu penyebab utama berbagai penyakit lambung.
Helicobacter pylori terutama ditularkan melalui lisan-lisan, fecal-oral Dan peralatan makan bersama. Kebersihan makanan yang buruk, tempat keramaian, dan penggunaan peralatan makan bersama di antara anggota keluarga merupakan faktor-faktor yang meningkatkan risiko infeksi.
Meskipun beberapa orang yang terinfeksi mungkin tidak menunjukkan gejala yang jelas, infeksi H. pylori sering kali dikaitkan dengan gejala dan penyakit berikut:
1. Gastritis: Infeksi jangka panjang dapat menyebabkan maag kronis, menyebabkan gejala seperti rasa tidak nyaman pada perut, kembung, dan mual.
2. Tukak lambung dan tukak duodenum: Risiko tukak lambung pada orang yang terinfeksi meningkat secara signifikan, dan gejala seperti sakit perut dan sensasi terbakar dapat terjadi.
3. Kanker lambung: Helicobacter pylori diklasifikasikan sebagai karsinogen Kelas I oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Infeksi jangka panjang dapat meningkatkan risiko kanker lambung.
4. Limfoma jaringan limfoid terkait mukosa lambung (limfoma MALT): Infeksi Helicobacter pylori juga dapat menyebabkan kanker lambung yang langka ini.
Ini terutama dibagi menjadi dua kategori: Pengujian invasif (membutuhkan gastroskopi) dan Pengujian non-invasif (tidak memerlukan gastroskopi).
1. Metode deteksi non-invasif
①. Tes nafas urea (UBT)
Prinsip: Helicobacter pylori dapat mengeluarkan urease dalam jumlah besar. Setelah pasien mengambil larutan urea berlabel isotop karbon (13C atau 14C), Helicobacter pylori menguraikan urea untuk menghasilkan karbon dioksida. Perubahan isotop karbon dioksida dideteksi melalui pernafasan untuk menentukan apakah ada infeksi.
②. Deteksi antigen tinja
Prinsip: Mendeteksi ada tidaknya antigen Helicobacter pylori pada feses pasien, biasanya menggunakan imunokromatografi atau enzim-linked immunosorbent assay (ELISA).
③. Tes serologis (tes antibodi)
Prinsip: Menentukan status infeksi dengan mendeteksi antibodi Helicobacter pylori (IgG, IgA) dalam serum.
④. Tes antibodi air liur dan urin
Prinsipnya: Mendeteksi antibodi Helicobacter pylori pada air liur atau urin untuk mengetahui ada tidaknya infeksi.
2. Metode deteksi invasif
①. Biopsi gastroskopi
Prinsip: Gastroskopi digunakan untuk mengumpulkan sampel mukosa lambung untuk pengujian, yang merupakan “standar emas” untuk mendiagnosis infeksi Helicobacter pylori.
②. Deteksi biologi molekuler (PCR)
Prinsip: Mendeteksi DNA Helicobacter pylori pada sampel mukosa lambung melalui reaksi berantai polimerase (PCR).
Metode | Keuntungan | Kekurangan |
UBT | Non-invasif, sangat sensitif dan spesifik | Penanganan sampel yang tidak nyaman, hasil negatif palsu |
Pengujian antibodi | Sederhana dan cocok untuk penyaringan skala besar | Tidak dapat membedakan antara infeksi saat ini dan masa lalu |
Tes antibodi air liur atau urin | Non-invasif dan cocok untuk semua kelompok orang | Sensitivitas dan spesifisitas rendah |
Biopsi endoskopi | 'Standar emas' untuk diagnosis dan pengujian sensitivitas obat | Prosedur invasif, biaya tinggi |
Pengujian molekuler PCR | Sensitivitas tinggi, mampu mendeteksi gen resistensi obat | Pengumpulan sampel memerlukan gastroskopi dan mahal |
Tes antigen tinja | Non-invasif dan cocok untuk semua kelompok orang | Penanganan sampel yang tidak nyaman, hasil negatif palsu |
Bioteke Alat Tes Cepat Antigen Helicobacter pylori adalah produk diagnostik kualitatif in vitro untuk deteksi cepat antigen Helicobacter pylori dalam sampel tinja manusia.
Tes ini menggunakan imunokromatografi, yang mudah dioperasikan, cepat dan akurat, dan saat ini merupakan salah satu metode umum yang banyak digunakan untuk menyaring infeksi Helicobacter pylori.
1. Deteksi cepat: Dapatkan hasil tes dalam 15 menit. Tidak perlu menunggu.
2. Sensitivitas dan spesifisitas tinggi: Sampel uji dapat mendeteksi antigen H. pylori dengan konsentrasi rendah, sehingga mengurangi deteksi yang terlewat. Tingkat akurasi sampel uji 98,8%
3. Pengambilan sampel non-invasif: Gunakan sampel tinja, tidak diperlukan gastroskopi atau pengambilan sampel darah.
4. Pengoperasian sederhana: Tidak diperlukan peralatan khusus, cocok untuk digunakan di rumah, klinik, dan skenario lainnya.
5. Hasil yang mudah dibaca: Baca hasil secara kasat mata, dan hasil positif dan negatif terlihat jelas.
Infeksi Helicobacter pylori mungkin sudah lama ada di dalam tubuh manusia tanpa terdeteksi, namun merupakan penyebab penting dari banyak penyakit lambung, terutama penyakit serius seperti tukak lambung dan kanker lambung. Deteksi dan pengobatan infeksi Helicobacter pylori yang tepat waktu merupakan tindakan penting untuk melindungi kesehatan lambung.